kuliah spai

November 15, 2013, oleh: superadmin

Inspirasi dan Motivasi Rektor UIN Malang

Bagi Mahasiswa

Jogja, 12 November 2013
Tidak seperti hari-hari biasa, perkuliahan di Prodi Magister Studi Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Konsentrasi Supervisi Pendidikan Agama Islam (SPAI), karena pada saat itu dilaksanakan perkuliahan umum yang diisi oleh Prof. Dr. Imam Suprayogo, Rektor Universitas Islam Negeri Malang.
Pemikirannya tidak melangit, tapi justru sebaliknya pemikirannya membumi dan langsung dibuktikan dalam kenyataan. Pemikiran dan tindakan untuk mengubah mindset bahwa pendidikan Islam itu dapat maju dan berkembang serta kompetitif.  Ia buktikan dengan hampir 30 tahun memimpin lembaga pendidikan Islam dari jenjang SD/MIN sampai perguruan tinggi.
Pernah mengubah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Malang menjadi sekolah pilihan masyarakat dan prestasinya mengalahkan sekolah negeri yang selama ini lebih awal maju. Ia bersama Malik Fajar membangun Universitas Muhammadiyah Malang. Ia memimpin UIN Malang sampai sekarang. Hidupnya diabdikan kepada kemajuan pendidikan Islam.
Pendidikan dapat maju setidaknya ada 3 langkah yang harus dijalani, yaitu :

  1. Kemauan untuk mengubah pendidikan dari keterbelakangan menjadi pendidikan yang bermutu.
  2. Berani mengubah
  3. Tidak takut kepada resiko perubahan

Dari  tiga hal itu telah dibuktikan beliau memimpin MIN Malang, UMM dan sekarang di UIN Malang. UIN Malang yang dulunya STAIN.
Salah satu indikasi bahwa UIN yang dipimpinnya berhasil misalnya dari penerimaan mahasiswa baru, awal-awal memimpin lembaga ini daya tampung penerimaan mahasiswa baru adalah 400 orang  ternyata yang daftar 300 orang, tentu tidak ada seorang pun yang tidak diterima di lembaga yang dipimpinnya. Namun setelah beberapa  tahun kemudian, mahasiswa yang diterima 2.500 dari pendaftar 23.000 bukan hanya dari sekitar malang tapi sudah dari Amerika, China, Yaman, Libya, Uzbekistan dan lain-lain.
Kegelisahannya menyangkut kemunduran dunia Islam dan pendidikan Islam.  Asumsi yang salah dari pemahaman agama dan Islam sehingga terjebak pada pemahaman bahwa Islam adalah ritual, seperti shalat, puasa dan seterusnya. Ia berusaha membedakan antara agama dan Islam. Islam adalah peradaban maju yang membawa rahmatan li’alamin kepada umat manusia. Dengan kata lain Islam adalah peradaban. Adapun agama adalah ritual, upacara-upacara persembahan kepada Allah dan segala hal yang terkait dengan kelangsungan peribadatan. Menurutnya, jabatan agama dari mudin yang paling rendah di desa. Artinya bahwa Islam tidak tepat hanya dibawa pada persoalan agama yang terkesan ritual semata. Bahkan kadang sering terjadi dari pemahaman ritual inilah menjadi sebab perpecahan umat. Misalnya karena masalah shalat yang berbeda cara mengangkat tangan pada saat takbiratul ihram, dan seterusnya. Banyak energi terkuras masalah ini, pada hal semua tidak tahu siapa yang shalatnya diterima Allah swt.
Apabila kita pahami risalah kenabian Muhammad saw sesungguhnya adalah :

  1. Ilmu, ayat yang pertama adalah tentang membaca, asmaul husna pertama khaliq. Hal ini menggambarkan bahwa hasanah keilmuan yang dalam dan maju merupakan risalah yang pertama yang harus dicamkan baik-baik sehingga menjadi visi bersama untuk membangun Islam
  2. Kualitas sumberdaya manusia
  3. Keadilan
  4. Tuntunan ritual (shalat dan lain-lain)
  5. Beramal shaleh (profesional dalam berbuat). Beramal shaleh bukan kotak amal.

Dalam paparan materi yang disampaikannya sungguh sangat memberikan inspirasi dan
motivasi bagi kami mahasiswa, komentar Sukra asal Paser Kaltim. Mudah-mudahan kedepannya pihak Prodi MSI-UMY yang diketuai Dr. Arif Budi Raharjo, M.Si, dapat menyelenggarakan kembali perkuliahan umum dengan menghadirkan praktisi/ahli pendidikan, seperti Prof. Dr. Amin Abdullah, Prof. Dr. Malik Fajar, Prof. Dr. Musa Asy’arie ataupun lainnya, sebagaimana ditambahkan oleh ketua kelas, Ilhamdi mahasiswa yang berasal dari Sintang Kalbar.
(disarikan dari kuliah MSI UMY_SPAI Selasa, 12 November 2013 oleh Ilhamdi & Sukra)